Pemerintahan Kerajaan Belanda
Sejak tahun 1800, Belanda menerapkan politik dagang dan sistem
pajak. Dengan tujuan ingin mengeruk kekayaan dari bumi Indonesia tanpa mau memperhatikan
nasib rakyat. Pengaruh politik kekuasaan Belanda makin kuat sehingga kewibawaan
raja-raja merosot. Mereka dijadikan alat pembantu bagi Belanda untuk menggali
kekayaan bumi Indonesia.
Gubernur Jenderal Daendels
Pada tanggal 15 Januari 1808,
Gubernur Jenderal Wiese menyerahkan kekuasaannya kepada Daendels. Kedatangan
Deandels di Indoensia sebagai gubernur jenderal mempunyai tugas pokok
mempertahankan pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris dan memperbaiki
keadaan tanah jajahan.
Deandels berusaha mempertahankan
pulau Jawa dari serangan Inggris dengan melakukan tindakan, antara lain sebagai
berikut :
- Membuat jalan raya dari Anyer sampai Panarukan.
- Mendirikan benteng-benteng pertahanan.
- Membangun pangkalan Angkatan Laut di Merak dan di Ujung Kulon.
- Memperkuat pasukan dengan beranggotakan orang Indonesia
Gubernur Jenderal Janssens
Pada saat Jansens memerintah,
kedudukan Inggris di Indonesia
makin kuat dan makin dekat untuk menguasai pulau Jawa. Pada tahun 1811 Jansens
menyerah kepada Inggris di daerah Tuntang, Salatiga (Jawa Tengah). Penyerahan itu
ditandai dengan penandatanganan perjanjian damai oleh kedua belah pihak yang
disebut Kapitulasi Tuntang yang berisi :
• Seluruh kekuatan militer
Belanda yang berada wilayah asia tenggara
harus diserahkan kepada Inggris
• Utang pemerintah Belanda tidak diakui
oleh Inggris
• Pulau Jawa, Madura dan semua
pangkalan militer Belanda di luar Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris.
Pemerintahan Kolonial Inggris
Kebijakan pemerintahan Gubernur Thomas S.
Raffles, yaitu:
- Perwujudan kebebasan meliputi kebebasan menanam, berdagang dan berproduksi untuk ekspor
- Menegakakan hukum yang berupa perlindungan kepada rakyat agar bebas dari kesewenang-wenangan.
Kebijakan politik itu dikenal sebagai sistem pajak tanah (landrent
system).
Pokok-pokok Sistem Pajak Tanah
Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam sistem pajak tanah.
- Segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa dihapuskan.
- Semua tanah menjadi milik pemerintah kolonial.
- Penyewahan tanah di beberapa daerah dilakukan berdasarkan kontrak dan batas waktu.
Keuntungan Sistem Pajak Tanah
bagi Rakyat
Keuntungan yang didapat dari sistem pajak bagi rakyat.
- Rakyat bebas menanam tanaman yang menguntungkan sesuai dengan keterampilannya.
- Rakyat membayar sewa sesuai dengan aturan yang berlaku,tanpa rasa khawatir adanya punggutan liar.
- Rakyat akan tergerak untuk meningkatkan hasil pertanian karena akan meningkatkan tarif kehidupannya.
Keuntungan Sistem Pajak Tanah
bagi Pemerintah Kolonial
Keuntungan sistem pajak tanah
bagi pemerintah kolonial, yaitu :
- Pemerintah memperoleh pemasukkan pendapatan secara tetap dan terjamin.
- Semakin besar hasil panen semakin besar pula sewa tanah yang diterima oleh pemerintahan kolonial.
Kendala Sistem Pajak Tanah
Berikut ini beberapa kendala yang dihadapi pemerintah Raffles
dalam penerapan pajak tanah.
- Sistem feodal telah berakar dan menjadi tradisi di Indonesia.
- Pegawai pemerintah yang cakap untuk mengendalikan pelaksanaan sistem pajak tanah terbatas jumlahnya.
- Rakyat Indonesia belum siap menerima sistem yang baru.
- Kepemilikan tanah berciri tradisional(warisan adat). Akibatnya, pemerintah kolonial mengalami kesulitan dalam prosedur pengambilan tanah.
Pemerintahan Komisaris Jenderal
Pemerintahan Raffles di Indonesia hanya berlangsung selama 5
tahun. Pada tanggal 19 Agustus 1816, berlangsung penyerahan kekuasaan atas Indonesia dari Inggris kepada Indonesia
Di Belanda sendiri, terjadi perdebatan mengenai kebijakan politik
yang tepat untuk Indonesia,
yaitu
›Kaum Liberal berkeyakinan bahwa tanah jajahan akan
memberikan keuntungan kepada negeri induk apabila urusan ekonomi diserahkan
kepada pihak swasta
›Kaum Konservatif berkeyakinan bahwa tanah jajahan akan
memberikan keuntungan kepada negeri induk apabila urusan ekonomi ditangani
langsung oleh pemerintah.
Sekitar tahun 1830-an, kebijakan politik pemerintah kolonial mulai
bergeser ke arah konservatif. Penyebabnya adalah
- Kebijakan politik liberal banyak mengalami hambatan, karena tidak sesuai dengan sistem feodal yang berlaku di Indonesia.
- Pemerintah sulit berhubungan langsung dan bebas dengan rakyat, pemerintah harus melalui perantara para penguasa setempat.
- Hasil perdagangan dari sektor ekspor belum memuaskan karena kalah bersaing dengan Inggris.
- Terjadi pemisahan Belgia dari Belanda, akibatnya Belanda kehilangan daerah industrinya sehingga tidak mampu menyaingi Inggris dalam ekspor hasil industri ke Indonesia.
Sistem Tanam Paksa
Sistem ini dijalankan atas saran
Van Den Bosch yang kemudian diangkat jadi gubernur jenderal di Indonesia.
~Akibat Tanam Paksa~
›Dampak Tanam Paksa bagi
Belanda:
Kas belanda yang semula kosong
dapat dipenuhi
Penerimaan pendapatan melebihi
anggaran belanja
Belanda tidak mengalami
kesulitan keuangan lagi dan mampu melunasi utang-utang Indonesia.
Menjadikan Amsterdam sebagai pusat perdagangan hasil
tanaman tropis.
›Dampak tanam paksa bagi
Indonesia
Menyebabkan tekanan fisik
maupun mental yang berkepanjangan bagi rakyat Indonesia
Jumlah penduduk di Pulau jawa
menurun drastic dikarenakan banyaknya kelaparan dan kematian karena system
tanam paksa ini
Pertanian terutama hasil padi
mengalami banyak kegagalan.
~Aturan-Aturan Tanam Paksa~
- Penduduk desa yang punya tanah diminta menyediakan seperlima dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran dunia.
- Tanah yang disediakan bebas dari pajak.
- Hasil tanaman itu harus diserahkan kepada pemerintah Belanda. Apabila harganya melebihi pembayaran pajak maka kelebihannya akan dikembalikan kepada petani.
- Waktu untuk menanam tidak boleh melebihi waktu untuk menanam padi.
- Kegagalan panenan menjadi tanggung jawab pemerintah.
- Wajib tanam dapat diganti dengan penyerahan tenaga untuk dipekerjakan di pengangkutan, perkebunan, atau di pabrik-pabrik selama 66 hari.
- Penggarapan tanaman di bawah pengawasan langsung oleh kepalakepala pribumi, sedangkan pihak Belanda bertindak sebagai pengawas secara umum.
~Pelaksanaan Tanam Paksa~
Melihat aturan-aturannya, sistem tanam paksa tidak terlalu memberatkan, namun pelaksanaannya sangat menekan dan memberatkan rakyat. Adanya cultuur procent menyangkut upah yang diberikan kepada penguasa pribumi berdasarkan besar kecilnya setoran, ternyata cukup memberatkan beban rakyat. Untuk mempertinggi upah yang diterima, para penguasa pribumi berusaha memperbesar setoran
Melihat aturan-aturannya, sistem tanam paksa tidak terlalu memberatkan, namun pelaksanaannya sangat menekan dan memberatkan rakyat. Adanya cultuur procent menyangkut upah yang diberikan kepada penguasa pribumi berdasarkan besar kecilnya setoran, ternyata cukup memberatkan beban rakyat. Untuk mempertinggi upah yang diterima, para penguasa pribumi berusaha memperbesar setoran
~Akhir Tanam Paksa~
Sistem tanam paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi bangsa
Indonesia, khususnya Jawa, akhirnya menimbulkan reaksi dari berbagai pihak,
seperti berikut ini.
oGolongan Pengusaha
Golongan ini menghendaki kebebasan berusaha. Mereka menganggap
bahwa tanam paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.
oBaron Van Hoevel
Ia adalah seorang
missionaris yang pernah tinggal di Indonesia (1847). Dalam perjalanannya di
Jawa, Madura dan Bali, ia melihat penderitaan rakyat Indonesia akibat tanam
paksa. Setelah pulang ke Negeri Belanda dan terpilih sebagai anggota parlemen,
ia semakin gigih berjuang dan menuntut agar tanam paksa dihapuskan.
oEduard Douwes Dekker
Ia adalah seorang pejabat Belanda yang pernah menjadi Asisten
Residen Lebak (Banten). Dengan nama samaran Multatuli yang berarti “Aku
Telah Banyak Menderita", ditulisnya buku Max Havelaar atau Lelang
Kopi Persekutuan Dagang Belanda (1859) yang menggambarkan penderitaan rakyat
akibat tanam paksa.
Akibat adanya reaksi
tersebut, pemerintah Belanda secara berangsur-angsur menghapuskan sistem tanam
paksa.
·
Nila,
teh, kayu manis dihapuskan pada tahun 1865
·
Tembakau
tahun 1866
·
Tebu
tahun 1884
·
Tanaman
terakhir yang dihapus adalah kopi pada tahun 1917 karena paling banyak
memberikan keuntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar